Kumpulan Contoh Pidato - Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum
atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran
tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang
memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang
penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
Fungsi pidato
- Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
- Mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi.
- Menciptakan suatu keadaan yang kondusif di mana hanya perlu 1 orang saja yang melakukan orasi/pidato tersebut.
- mempermudah komunikasi.
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi
orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau
berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang
karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara
atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya
bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus
percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat
pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita
sampaikan.
Kepemimpinan
itu wajib ada, baik secara syar’i ataupun secara ‘aqli. Adapun secara
syar’i misalnya tersirat dari firman Allah tentang doa orang-orang yang
selamat :)) واجعلنا للمتقين إماما )) “Dan jadikanlah kami sebagai imam
(pemimpin) bagi orang-orang yang bertaqwa” [QS Al-Furqan : 74].
Demikian pula firman Allah أطيعوا الله و أطيعوا الرسول و أولي الأمر منكم
)) )) “Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan
para ulul amri diantara kalian” [QS An-Nisaa’ : 59]. Rasulullah saw
bersabda dalam sebuah hadits yang sangat terkenal : “Setiap dari kalian
adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan ditanya tentang
kepemimpinannya”. Terdapat pula sebuah hadits yang menyatakan wajibnya
menunjuk seorang pemimpin perjalanan diantara tiga orang yang melakukan
suatu perjalanan. Adapun secara ‘aqli, suatu tatanan tanpa kepemimpinan
pasti akan rusak dan porak poranda.
Kriteria Seorang Pemimpin
Karena
seorang pemimpin merupakan khalifah (pengganti) Allah di muka bumi,
maka dia harus bisa berfungsi sebagai kepanjangan tangan-Nya. Allah
merupakan Rabb semesta alam, yang berarti dzat yang men-tarbiyah seluruh
alam. Tarbiyah berarti menumbuhkembangkan menuju kepada kondisi yang
lebih baik sekaligus memelihara yang sudah baik. Karena Allah
men-tarbiyah seluruh alam, maka seorang pemimpin harus bisa menjadi
wasilah bagi tarbiyah Allah tersebut terhadap segenap yang ada di bumi.
Jadi, seorang pemimpin harus bisa menjadi murabbiy bagi kehidupan di
bumi.
Karena
tarbiyah adalah pemeliharaan dan peningkatan, maka murabbiy (yang
men-tarbiyah) harus benar-benar memahami hakikat dari segala sesuatu
yang menjadi obyek tarbiyah (mutarabbiy, yakni alam). Pemahaman terhadap
hakikat alam ini tidak lain adalah ilmu dan hikmah yang berasal dari
Allah. Pemahaman terhadap hakikat alam sebetulnya merupakan pemahaman
(ma’rifat) terhadap Allah, karena Allah tidak bisa dipahami melalui
dzat-Nya dan hanya bisa dipahami melalui ayat-ayat-Nya. Kesimpulannya,
seorang pemimpin haruslah seseorang yang benar-benar mengenal Allah,
yang pengenalan itu akan tercapai apabila dia memahami dengan baik
ayat-ayat Allah yang terucap (Al-Qur’an) dan ayat-ayat-Nya yang tercipta
(alam).
Bekal
pemahaman (ilmu dan hikmah) bagi seorang pemimpin merupakan bekal
paling esensial yang mesti ada. Bekal ini bersifat soft, yang karenanya
membutuhkan hardware agar bisa berdaya. Ibn Taimiyyah menyebut hardware
ini sebagai al-quwwat, yang bentuknya bisa beragam sesuai dengan
kebutuhan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus
memiliki dua kriteria: al-‘ilm dan al-quwwat.
Yang
dimaksud dengan al-‘ilm (ilmu) tidaklah hanya terbatas pada al-tsaqafah
(wawasan). Wawasan hanyalah sarana menuju ilmu. Ilmu pada dasarnya
adalah rasa takut kepada Allah. Karena itulah Allah berfirman,”Yang
takut kepada Allah diantara para hamba-Nya hanyalah para ulama” (QS.
Faathir: 28). Ibnu Mas’ud pun mengatakan,”Bukanlah ilmu itu dengan
banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah”.
Namun bagaimana rasa takut itu bisa muncul ? Tentu saja rasa itu muncul
sesudah mengenal-Nya, mengenal keperkasaan-Nya, mengenal kepedihan
siksa-Nya. Jadi ilmu itu tidak lain adalah ma’rifat kepada Allah. Dengan
mengenal Allah, akan muncul integritas pribadi (al-‘adalat wa
al-amanat) pada diri seseorang, yang biasa pula diistilahkan sebagai
taqwa. Dari sini, dua kriteria pemimpin diatas bisa pula dibahasakan
sebagai al-‘adalat wa al-amanat (integritas pribadi) dan al-quwwat.
Selanjutnya,
marilah kita tengok bagaimanakah kriteria para penguasa yang
digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini kita akan
mengamati sosok Raja Thalut (QS. Al-Baqarah: 247), Nabi Yusuf (QS.
Yusuf: 22), Nabi Dawud dan Sulaiman (Al-Anbiya’: 79, QS Al-Naml: 15).
Raja Thalut:
“Sesungguhnya
Allah telah memilihnya (Thalut) atas kalian dan telah mengkaruniakan
kepadanya kelebihan ilmu dan fisik (basthat fi al-‘ilm wa al-jism)” (QS.
Al-Baqarah: 247).
Nabi Yusuf:
“Dan ketika dia (Yusuf) telah dewasa, Kami memberikan kepadanya hukm dan ‘ilm” (QS. Yusuf: 22).
Nabi Dawud dan Sulaiman:
“Maka
Kami telah memberikan pemahaman tentang hukum (yang lebih tepat) kepada
Sulaiman. Dan kepada keduanya (Dawud dan Sulaiman) telah Kami berikan
hukm dan ‘ilm” (QS. Al-Anbiya’: 79).
“Dan sungguh Kami telah memberikan ‘ilm kepada Dawud dan Sulaiman” (QS. Al-Naml: 15).
Thalut
merupakan seorang raja yang shalih. Allah telah memberikan kepadanya
kelebihan ilmu dan fisik. Kelebihan ilmu disini merupakan kriteria
pertama (al-‘ilm), sementara kelebihan fisik merupakan kriteria kedua
(al-quwwat). Al-quwwat disini berwujud kekuatan fisik karena wujud
itulah yang paling dibutuhkan saat itu, karena latar yang ada adalah
latar perang.
Yusuf,
Dawud, dan Sulaiman merupakan para penguasa yang juga nabi.
Masing-masing dari mereka telah dianugerahi hukm dan ‘ilm. Dari sini
kita memahami bahwa bekal mereka ialah kedua hal tersebut. Apakah hukm
dan ‘ilm itu ?
Hukm
berarti jelas dalam melihat yang samar-samar dan bisa melihat segala
sesuatu sampai kepada hakikatnya, sehingga bisa memutuskan untuk
meletakkan segala sesuatu pada tempatnya (porsinya). Atas dasar ini,
secara sederhana hukm biasa diartikan sebagai pemutusan perkara
(pengadilan, al-qadha’). Adanya hukm pada diri Dawud, Sulaiman, dan
Yusuf merupakan kriteria al-quwwat, yang berarti bahwa mereka memiliki
kepiawaian dalam memutuskan perkara (perselisihan) secara cemerlang.
Al-quwwat pada diri mereka berwujud dalam bentuk ini karena pada saat
itu aspek inilah yang sangat dibutuhkan.
Disamping
al-hukm sebagai kriteria kedua (al-quwwat), ketiga orang tersebut juga
memiliki bekal al-‘ilm sebagai kriteria pertama (al-‘ilm). Jadi,
lengkaplah sudah kriteria kepemimpinan pada diri mereka.
Pada
dasarnya, kriteria-kriteria penguasa yang dikemukakan oleh para ulama
bermuara pada dua kriteria asasi diatas. Meskipun demikian, sebagian
ulama terkadang menambahkan beberapa kriteria (yang sepintas lalu
berbeda atau jauh dari dua kriteria asasi diatas), dengan argumentasi
mereka masing-masing. Namun, jika kita berusaha memahami hakikat dari
kriteria-kriteria tambahan tersebut, niscaya kita dapati bahwa semua itu
pun tetap bermuara pada dua kriteria asasi diatas. Wallahu a’lamu bish
shawaab.
Mungkin Yang Kamu Cari:
- Ceramah mengenai 5 Rukun Islam dengan uraian singkat
- Ceramah tentang kewajiban shalat dalam kondisi apapun
- Contoh pidato tema pentingnya menjaga komunikasi
- Pidato tips menjadi pelajar yang disayangi Guru
- Contoh Pidato Pentingnya Memahami Potensi Diri
- Contoh Ceramah tentang Amal yang tidak putus
- Ceramah singkat tentang 6 kewajiban muslim terhadap muslim lainnya
- Contoh Pidato HUT RI Terbaru di Sekolah
- Contoh Pidato Sambutan Perpisahan Sekolah - Bahasa Indonesia
- Teks Contoh Pidato Islami Singkat tentang Ibu
- Contoh Naskah Pidato Hari Nasional Indonesia Terbaru
- 4 Macam Metode Pidato yang biasa digunakan
- Tips Lengkap untuk Berpidato
- Pidato : Sambutan Kades Lantik Pengurus Karang Taruna Baru
- Contoh Pidato Penutupan Acara Pesta HUT | Pembubaran Panita
- Contoh Pidato HUT Palang Merah Indonesia (PMI) | Sejarah PMI
- Contoh Pidato Hari Polwan Ke 67 | 1 september
- Contoh Pidato Pada Hari Sosial (20 Desember)
- Contoh Pidato Hari Raya Kurban (Idul Adha)
- Sambutan Pada Walimatus Safar Calon Haji
- Kalimat Pembuka Presentasi Mahasiswa di kelas
- Contoh Pemandu Acara Lomba Masyarakat, Sekolah, Pemuda, Umum...
- Contoh Pidato Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
- Contoh Pidato sambutan 17 Agustus HUT RI ke ...
- Contoh Pidato Menyambut Hari Raya Idul Adha
- Trik Jitu Mengatasi Demam Panggung
- Cara Menguasai Podium saat berpidato | Tekhnik Pidato
- Sambutan Ketua Karang Taruna 17 Agustus.........
- Sambutan ketua PKK menjelang menghadapi lomba
- Contoh Pidato Kepala Desa dalam HUT RI yang ke..............
- Sambutan Ketua OSIS acara HUT Kemerdekaan RI yang Ke....
- Menyusun Naskah Pidato | Tekhnik Pidato
- Membuat Pembukaan Pidato | Tekhnik Pidato
- Sambutan Kepala Desa Menyambut kedatangan DPR
- Materi Penutupan Pidato | Tekhnik Pidato
- Tekhnik Pidato | Rahasia Berpidato
- Tujuan Pidato | Manfaat pentingnya Berpidato
- Pengertian Pidato | Sekilas tentang Pidato
- Pidato Acara Pelantikan Pengurus | Mengisi Sambutan
- Contoh Pidato Motivasi Membangun Kesuksesan
- Pidato Sambutan Ketua Senat Akademik ITB
- Pidato : Kriteria Seorang Pemimpin
Post a Comment for "Pidato : Kriteria Seorang Pemimpin"