Jenis-jenis Pidato
- Berdasarkan ada tidaknya persiapan dalam pidato, Rachmat (1999:
17-18) membagi jenis pidato menjadi empat macam, yaitu pidato impromtu,
manuskrip, memoriter, dan ekstempore. Tokoh lain menyebut empat bentuk
ini bukan sebagai jenis pidato, tetapi merupakan metode pidato.
1. Pidato Impromtu
Pidato
impromptu adalah pidato yang disampaikan tanpa adanya persiapan dari
orang yang akan berpidato. Misalnya, ketika Anda datang ke suatu pesta,
kemudian Anda diminta untuk menyampaikan pidato, maka pidato yang Anda
sampaikan tanpa adanya persiapan terlebih dahulu tersebut dinamakan
pidato impromtu. Bagi mereka yang sudah terbiasa berpidato, pidato
impromtu ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah (1)
impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang
disampaikannya, (2) gagasan dan pendapatnya datang secara spontan,
sehingga tampak segar dan hidup, dan (3) impromtu memungkinkan Anda
terus berpikir.
Namun demikian, impromtu ini memiliki beberapa kelemahan, terutama bagi pembicara atau orang yang belum terbiasa berpidato. Kelemahan-kelemahan impromtu tersebut antara lain adalah (1) impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak memadai, (2) impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar, (3) gagasan yang disampaikan bias “acak-acakan” dan ngawur, (4) karena tiadanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.
Namun demikian, impromtu ini memiliki beberapa kelemahan, terutama bagi pembicara atau orang yang belum terbiasa berpidato. Kelemahan-kelemahan impromtu tersebut antara lain adalah (1) impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah karena dasar pengetahuan yang tidak memadai, (2) impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar, (3) gagasan yang disampaikan bias “acak-acakan” dan ngawur, (4) karena tiadanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.
Menurut
Jalaludin Rachmat (1999: 17) ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dijadikan pegangan ketika pidato impromtu harus dilakukan. Hal-hal
tersebut antara lain adalah:
- Pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik. Misalnya: Cerita, hubungan dengan pidato sebelumnya, bandingan, ilustrasi, dan sebagainya.
- Tentukan sistem organisasi pesan. Misalnya: susunan kronologis, teknik pemecahan masalah, kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori dan praktik.
- Pikirkan teknik menutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup pidato biasanya merepotkan pembicara impromtu.
2. Pidato Manuskrip
Pidato jenis manuskrip ini juga sering disebut pidato dengan naskah. Orang yang berpidato mmembacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Pidato jenis manuskrip ini diperlukan oleh tokoh nasional dan para ilmuwan dalam melaporkan hasil penelitian yang dilakukannya. Mereka harus berbicara atau berpidato dengan hati-hati, karena kesalahan pemakaian kata atau kalimat akibatnya bisa lebih luas dan berakibat negatif.
Keuntungan pidato manuskrip antara lain adalah (1) kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang, (2) pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali, (3) Kefasihan bicara dapat dicapai, karena kata-kata sudah disiapkan, (4) hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari, (5) manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Akan
tetapi kalau dilihat dari proses komunikasi, kerugian pidato manuskrip
ini akan lebih berat , di antaranya adalah (1) komunikasi pendengar akan
berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka, (2)
pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan
kehilangan gerak dan bersifat kaku, (3) Umpan balik dari pendengar tidak
dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan, (4 )
pembuatannya lebih lama daripada sekedar menyiapkan garis-garis besarnya
saja.
Agar dapat menghindari berbagai kelemahan dari pidato manuskrip ini, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Susunlah lebih dahulu garis-garis besarnya dan siapkan bahan-bahannya.
- Tulislah manuskrip seolah-olah Anda berbicara. Gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan langsung.
- Baca naskah itu berkali-kali sambil membayangkan pendengar.
- Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir yang luas.
3. Pidato Memoriter
Pidato
jenis ini juga sering disebut sebagai pidato hafalan. Pembicara atau
orang yang akan berpidato menulis semua pesan yang akan disampaikan
dalam sebuah naskah kemudian dihafalkan dan disampaikan kepada audiens
kata-demi kata secara hafalan. Pidato memoriter ini sering menjadi tidak
dapat berjalan dengan baik apabila pembicara lupa bagian yang akan
disampaikan, dan dalam pidato ini hubungan antara pembicara dengan
audiens juga kurang baik.
Kekurangan
pidato jenis ini antara lain adalah: tidak terjalin saling hubungan
antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu
dalam persiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada
usaha mengingat-ingat.
4. Pidato Ekstemporer
Pidato
ekstemporer ini adalah jenis pidato yang paling baik dan paling banyak
digunakan oleh juru pidato yang telah mahir. Dalam pidato jenis ini,
pembicara hanya menyiapkan garis besar (out-line)saja. Dalam
penyampaiannya, pembicara tidak mengingat kata demi kata tetapi
pembicara bebas menyampaikan ide-idenya dengan rambu-rambu garis besar
permasalahan yang telah disusun. Komunikasi yang terjadi antara
pembicara dengan audiensnya dapat berlangsung dengan lebih baik.
Pembicara dapat secara langsung merespons apa yang terjadi di hadapannya
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Bagi
pembicara yang belum mahir berpidato, pidato jenis ekstempore ini
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut di antaranya adalah:
persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru, pemilihan bahasa yang
jelek, kefasihan yang terhambat karena kekurangan memilih kata dengan
segera, kemungkinan menyimpang dari garis besar pidato (out-line), tentu
saja tidak dapat dijadikan bahan penerbitan. Akan tetapi,
kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi dengan banyak melakukan
latihan berpidato.
Berdasarkan
isi dan sifatnya, Haryadi (1994:45) mengelompokkan pidato ke dalam tiga
jenis, yaitu (1) pidato informatif, (2) pidato propagandis, dan (3)
pidato edukatif.
Pidato informatif mempunyai ciri-ciri:
- objektif, yaitu menurut apa adanya dan sesungguhnya, dasarnya memberi penerangan sejelas-jelasnya dan tidak menyimpang dari pokok persoalan,
- realistis, yaitu mengikuti apa yang sebenarnya, baik pahit maupun manis,
- motivatif, artinya memberi pengarahan agar diperoleh kesadaran baru, dan
- zakelijk, yakni tidak menyimpang dari persoalan dan jujur.
Pidato propagandis mempunyai ciri-ciri:
- subjektif, artinya dapat menyimpang dari hakikat kebenaran demi tercapainya tujuan,
- Fiktif, yakni lebih banyak gambaran-gambaran yang indah-indah, fatamorgana, isapan jempol,
- pemutarbalikan fakta bila perlu, artinya segala cara dapat dilakukan termasuk memutarbalikkan fakta demi memperoleh pengaruh yang besar,
- agitatif, artinya dilakukan secara bersemangat dan berapi-api,
- emagogis, yaitu berisi pengarahan-pengarahan yang menyesatkan orang lain, bahkan sering melakukan fitnah dan adu domba,
- agresif, artinya bersikap menyerang lawan,
- menarik, yakni memikat dan sering mendapat tepuk tangan.
Pidato edukatif memiliki ciri-ciri:
- objektif, apa yang dituju atau dimaksud,
- rasional, yakni berdasarkan pikiran sehat, bukan emosi, dan mementingkan kebenaran,
- berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran ilmiahnya,
- defensif, artinya bersifat mempertahankan kebenaran ilmiahnya,
- tenang waktu mengemukakan, dimaksudkan untuk memasukkan pengertian.
Di bagian lain dikemukakan sikap dan tatakrama yang perlu diperhatikan oleh seorang pembicara, antara lain:
- Berpakaian yang bersih, rapi, sopan, dan tidak bergaya pamer atau berlebih-lebihan.
- Merendahkan hati, tetapi bukan rendah diri dan kurang percaya diri.
- Kata-kata dan ucapan sopan. Menggunakan kata-kata sapaan secara mantap dan bersahabat.
- Di sana-sini diselingi humor yang segar dan sopan.
- Pada bagian akhir uraian selalu mengemukakan permohonan maaf.
Berikut ini dikemukakan struktur bahan yang digunakan untuk berbagai pidato seremonial.
1. Pidato Pembukaan dalam Seminar
a. Pembukaan
b. Pengantar dan ucapan terima kasih
c. Mengapa tema itu yang dipilih
d. Apa yang diharapkan dari pembicara dan pendengar
e. Penjelasan jalannya acara
f. Penutup
2. Pidato Ketua Panitia
a. Pembukaan
b. Ucapan terima kasih
c. Maksud diadakannya kegiatan tersebut
d. Laporan kegiatan
e. Harapan untuk berpartisipasi
f. Permohonan maaf
g. Penutup
3. Pidato Belasungkawa
a. Pembukaan
b. Penyampaian rasa belasungkawa
c. Apa makna kematian bagi manusia
d. Doa dan harapan
e. Penutup
4. Pidato Belasungkawa atas nama keluarga
a. Pembukaan
b. Ucapan terima kasih
c. Peristiwa kematian
d. Memintakan maaf atas kesalahannya
e. Permohonan untuk penyelesaian hutang-piutang
f. Permohonan maaf
g. Penutup
Mungkin Yang Kamu Cari:
- Teknik Belajar Pidato Di Hadapan Umum | Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar
- Contoh Khutbah Shalat Jumat tentang Iman dan Taqwa
- Contoh Pidato Tentang Bahaya Narkoba
- Pidato Ketika Lamaran atau Taaruf
- Cara Belajar Menulis Pidato
- Contoh- contoh Bagian Pidato
- Kerangka Penulisan Pidato Yang Baik
- Pembawaan Ketika Berpidato Yang Baik
- Bentuk - Bentuk Keterampilan Berbicara Yang Baik
- Faktor Kebahasaan sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara
- Berbicara Sebagai Kegiatan Komunikasi
- Sukses Beretorika dengan Baik Dalam Berpidato
- Contoh Pidato Puasa ramadhan Momen pengendalian Diri
- Pidato Tentang Bulan Ramadhan Bulan Solidaritas | Pidato Keagungan Bulan Suci Ramadhan
- Contoh Teks Pidato Singkat Tentang Pendidikan Bahasa Indonesia
- Contoh Teks Pidato Singkat dalam Bahasa Inggris
- Contoh Teks Pidato Singkat Agama Islam Tentang Al – quran Bahasa indonesia
- Contoh Teks Pidato Singkat untuk Anak SD tentang Pendidikan Bahasa indonesia
- Contoh teks Pidato Singkat tentang Kesehatan Bahasa indonesia
- Contoh Teks Pidato / Ceramah Singkat tentang Zakat Bahasa indonesia
- Contoh Pidato Menyambut Bulan Ramadhan
- Contoh Pidato Sambutan Ulang Tahun Sekolah
- Contoh Pidato Sambutan Ketua RT Terpilih
- Contoh Sambutan Pidato Ketua Osis yang Baru Terpilih
- Contoh Pidato Sambutan Ketua Panitia
- Contoh Pidato Menerapkan Sopan Santun Sejak Dini
- Pidato " BELAJAR YANG SUKSES "
- Contoh Pidato “Bagaimana kita berbakti kepada Guru atau Ustadz”
- Langkah-langkah Menulis Teks Pidato yang Baik dan Benar
- Contoh Pidato tentang Guru
- Jenis-jenis Pidato dan Ciri-cirinya
Post a Comment for "Jenis-jenis Pidato dan Ciri-cirinya"